Inilah
50 Manfaat Doa dan Dzikir - Bila hati kita bertanya
Mengapa kita Berdoa? maka ada baiknya kita mengetahui
Manfaat Doa dan Dzikir. Manfaat do'a dan dzikir
bagi hamba Allah sangat banyak sekali, bisa mencapai seratus
lebih.
Namun di sini kami
hanya akan sebutkan
sebagian saja dari Manfaat Doa dan Dzikir:
|
gambar anak sedang berdoa - manfaat dzikir dan doa |
1. Mendatangkan keridhaan Allah
سبحانه و تعالي.
2. Mengusir syaitan,
menundukkan dan mengenyahkannya.
3. Menghilangkan kesedihan
dan kemuraman hati.
4. Mendatangkan kegembiraan
dan ketenteraman (di dalam) hati.
5. Menguatkan hati dan badan.
6. Membuat hati dan wajah
berseri.
7. Melapangkan rizki.
8. Menimbulkan karisma dan
rasa percaya diri.
9. Menumbuhkan rasa cinta yang merupakan ruh
Islam, menjadi inti agama, poros kebahagiaan dan keselamatan. Dzikir merupakan
pintu cinta, dan jalan untuk itu sangat agung dan lurus.
10. Menumbuhkan perasaan bahwa dirinya selalu dipantau/diawasi,
sehingga mendorongnya untuk selalu berbuat kebajikan. Dia beribadah kepada
Allah dan Allah melihat dirinya secara langsung. Tetapi orang yang lalai untuk
berdzikir tidak akan sampai kepada kebajikan, sebagaimana orang yang hanya
duduk saja, tidak akan sampai ke tempat tujuan.
11. Membuahkan ketundukan kepada Allah, yaitu berupa kepasrahan
diri kepada Allah dan kembali kepada-Nya. Selagi dia lebih banyak kembali
kepada Allah dengan cara menyebut Asma'-Nya, maka dalam keadaan bagaimanapun
dia akan kembali kepada Allah dengan hatinya, sehingga Allah menjadi tempat
mengadu dan tempat kembali, kebahagiaan dan kesenangannya, tempat bergantung
tatkala senang dan mendapat bencana atau musibah.
12. Membuahkan kedekatan kepada Allah. Seberapa jauh dia
melakukan dzikir kepada Allah, maka sejauh itu pula kedekatannya kepada Allah,
dan seberapa jauh ia lalai dari dzikir, maka sejauh itu pula jarak yang memisahkannya
dengan Allah.
13. Membukakan pintu yang lebar dari berbagai pintu ma'rifat.[1]
Semakin banyak dia berdzikir, maka semakin lebar pintu ma'rifat yang terbuka
baginya.
14. Menumbuhkan rasa takut (khosyah) kepada Allah dan
memuliakan-Nya.
15. Membuatnya selalu ingat Allah, sebagaimana Allah
berfirman: "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu..." (QS. Al-Baqarah: 152).
16. Membuat hati menjadi hidup. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
berkata:
"Dzikir bagi hati sama dengan air bagi ikan, maka bagaimana keadaan yang
akan terjadi pada ikan seandainya ia berpisah dengan air?"
17. Dzikir merupakan santapan hati dan ruh. Jika hati dan
ruh kehilangan santapannya, maka sama dengan badan yang tidak mendapatkan
santapannya. Suatu kali, kami (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah) menemui Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyah yang sedang melaksanakan shalat Shubuh. Seusai shalat, ia
berdzikir kepada Allah hingga hampir tengah hari. Pada saat itu, ia menoleh ke
arahku seraya berkata:
"Inilah santapanku, andaikan aku tidak mendapatkan santapan ini, tentu
kekuatanku akan hilang."
Syaikhul Islam juga pernah berkata kepada kami:
"Aku tidak akan meninggalkan dzikir, kecuali dengan niat memang itulah
yang dikehendaki oleh jiwaku atau karena aku ingin istirahat. Istirahat ini
artinya persiapan bagiku untuk melakukan dzikir berikutnya."
18. Membersihkan hati dari karatnya. Segala sesuatu ada karatnya
dan karat hati adalah lalai dan hawa nafsu. Sedangkan untuk membersihkan karat
ini adalah dengan taubat dan istighfar.
19. Menghapus kesalahan dan menghilangkannya. Dzikir
merupakan kebaikan yang paling agung. Sementara kebaikan dapat menyingkirkan
keburukan.
20. Menghilangkan kerisauan dalam hubungan antara dirinya
dengan Allah. Orang yang lalai tentu akan dihantui kerisauan antara dirinya
dengan Allah, yang tidak bisa dihilangkan kecuali dengan dzikir.
21. Takbir (اللَّهُ أَكْبَرُ),
tasbih (سُبْحَانَ اللهِ),
tahmid (الْحَمْدُ لِلَّهِ)
dan tahlil (وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ) yang diucapkan hamba saat berdzikir akan mengingatkannya
saat dia ditimpa kesulitan.
22. Hamba yang mengenal Allah سبحانه و
تعالي dengan cara berdzikir di
saat lapang, menjadikan dirinya tetap mengenal-Nya saat menghadapi kesulitan,
dan Dia akan mengenalnya disaat ia mengalami kesulitan.
23. Berdzikir kepada Allah merupakan benteng yang kokoh
dari keburukan-keburukan dunia dan akhirat, serta menyelamatkan diri dari adzab
Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh Mu'adz bin Jabal رضي الله
عنه dan dia memarfu’kannya:
"Tidak ada amal yang dilakukan anak Adam yang lebih menyelamatkannya dari
adzab Allah selain dari dzikir kepada-Nya." [2]
24. Menyebabkan turunnya ketenangan, datangnya rahmat dan
para Malaikat mengelilingi orang yang berdzikir, sebagaimana yang disabdakan
oleh Nabi [3] صلي الله عليه وسلم
25. Dzikir menyibukkan lisan dari melakukan ghibah, adu domba,
dusta, kekejian dan kebathilan.
Sudah selayaknya bagi seorang hamba ketika berbicara atau berkata hendaknya
berkata yang baik atau diam. Ia harus menjauhkan menggunjing/ghibah (membicarakan
aib orang lain), dusta (bohong), menghasut, berkata-kata yang keji, memfitnah
dan hal-hal yang diharamkan Allah. Oleh karena itu dia harus membersihkan
lisannya dengan banyak berdzikir.
Siapa yang membiasakan lidahnya untuk berdzikir, maka lidahnya lebih terjaga
dari ke-bathilan dan perkataan yang sia-sia. Namun, siapa yang lidahnya tidak
pernah mengenal dzikir, maka kebathilan dan kekejian banyak terucap dari
lidahnya.
26. Majelis dzikir merupakan majelis para Malaikat,
sedangkan majelis kelalaian dan permainan merupakan majelis syaitan. Hendaklah
seorang hamba memilih, mana yang lebih dia sukai dan yang lebih dia
prioritaskan (utamakan). Karena dengan begitulah dia akan menentukan tempat di
dunia dan di akhirat.
27. Malaikat akan selalu memintakan ampun kepada Allah bagi
orang-orang yang berdzikir. Dan banyak berdzikir membuat seseorang
terhindar dari sifat nifaq.
28. Dengan berdzikir kepada Allah, maka pelakunya akan merasa
bahagia, begitu pula dengan orang yang dekat dengannya. Dialah orang yang
senantiasa mendapatkan barakah. Tapi orang yang lalai, dia akan senantiasa
gundah karena kelalaiannya, begitu pula orang yang dekat dengannya.
29. Dzikir memberikan rasa aman dari penyesalan di hari Kiamat,
karena majelis yang di dalamnya tidak terdapat dzikir kepada Allah, maka akan
menjadi penyesalan pada hari Kiamat.
30. Berdzikir kepada Allah sambil meneteskan air mata dikala sendiri,
akan menjadi perlindungan bagi pelakunya dari panas matahari di padang Mahsyar
pada hari Kiamat, karena dia dilindungi oleh 'Arsy Allah. Sementara orang lain
yang tidak berdzikir kepada Allah, akan tersengat oleh panasnya matahari pada
saat itu.
31. Dzikir merupakan ibadah yang paling mudah, namun paling
agung dan paling utama. Sebab, gerakan lidah merupakan gerakan anggota badan
yang paling ringan dan paling mudah.[4]
32. Dzikir merupakan tanaman Surga, sebagaimana yang
diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari hadits Abdullah bin Mas'ud, dia berkata,
Rasulullah صلي الله عليه وسلم
bersabda:
"Pada malam aku di isra'-kan, aku bertemu Ibrahim al-Khaliil, seraya
berkata kepadaku: 'Hai Muhammad, sampaikanlah salamku kepada umatmu dan
beritahu-kanlah kepada mereka bahwa Surga itu bagus tanahnya, segar airnya dan
bahwa Surga itu merupakan kebun, sedangkan tanamannya adalah:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ
وَاللهُ أَكْبَرُ
"Mahasuci Allah, segala puji milik-Nya, tidak ada Ilah (yang berhak
diibadahi dengan benar) selain Allah dan Allah Mahabesar." [5]
Menurut at-Tirmidzi, hadits ini hasan gharib [6]. Dia juga meriwayatkan dari
Abu az-Zubair, dari Jabir, dari Nabi صلي الله عليه وسلم beliau bersabda: "Barangsiapa mengucapkan:
سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
'Mahasuci Allah, aku memuji-Nya', maka ditanamkan baginya pohon kurma di
Surga." Menurut at-Tirmidzi, hadits ini hasan shahih. [7]
33. Pemberian dan karunia yang dilimpahkan karena dzikir ini tidak
pernah dilimpahkan karena amal yang lain. Di dalam ash-Shahihain (Shahih
al-Bukhari dan Shahih Muslim) disebutkan, dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwa
Rasulullah صلي الله عليه وسلم
bersabda: "Barangsiapa mengucapkan:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
'Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan hanya Allah Yang
Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Baginya kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa
atas segala sesuatu.' (Sebanyak) seratus kali dalam sehari, maka dia
mendapat pahala seperti pahala membebaskan sepuluh budak wanita, ditetapkan
baginya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus keburukan dan hal itu
menjadi perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga petang hari, dan tidak
ada seseorang yang membawa sesuatu yang lebih baik daripada apa yang dibawa
oleh orang itu, kecuali orang yang melakukannya lebih banyak lagi." [8]
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dia
berkata: "Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda: 'Aku mengucapkan:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ
وَاللهُ أَكْبَرُ
'Mahasuci Allah, segala puji milik-Nya, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi
dengan benar) selain Allah dan Allah Mahabesar,' lebih kusukai daripada
terbitnya matahari." [9]
Dari Tsauban, bahwa Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda: "Barangsiapa yang pada pagi dan sore hari mengucapkan:
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
'Aku ridha kepada Allah sebagai Rabb-ku, kepada Islam sebagai agamaku, dan
kepada Muhammad sebagai Rasulku,' maka ada hak atas Allah untuk
meridhainya." [10]
Rasulullah juga bersabda: "Barangsiapa yang masuk pasar seraya
mengucapkan:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَيَمُوتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
'Tiada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah semata yang tiada sekutu
bagi-Nya, bagi-Nya kekuasaan dan pujian, Yang menghidupkan dan mematikan, Dia
hidup dan tidak mati, di tangan-Nya segala kebaikan dan Dia Mahaber-kuasa atas
segala sesuatu,' maka Allah menetapkan baginya sejuta kebaikan, menghapus sejuta
kesalahan dan meninggikan baginya sejuta derajat." [11]
34. Terus-menerus berdzikir kepada Allah membuat
hati seseorang tidak melalaikan Allah, dan
lalai mengingat Allah menjadi sebab penderitaan hamba
di dunia dan di akhirat. Siapa saja yang melalaikan Allah, maka ia akan lalai
terhadap dirinya dan kemaslahatannya dan ia akan binasa. Allah سبحانه و تعالي
berfirman: "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah,
lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah
orang-orang yang fasik." (QS. Al-Hasyr: 19)
"Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkan-nya pada hari
Kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia, Ya Rabb-ku, mengapa Engkau menghimpunku
dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah orang yang melihat? 'Allah
berfirman: 'Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu
melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.'" (QS.
Thaahaa: 124-126).
Artinya, engkau dilupakan dalam kubangan adzab, sebagaimana engkau melupakan
ayat-ayat-Ku dan tidak mau mengamalkannya. Berpaling dari mengingat Allah juga
membuatnya berpaling dari mengingat apa yang diturunkan-Nya atau mengingat apa
yang diturunkan Allah di dalam Kitab-Nya. Akibatnya lebih lanjut, dia lupa
terhadap hal-hal yang telah disebutkan Allah di dalam Kitab-Nya, lupa terhadap
Asma'-Nya, sifat-sifat, perintah, anugerah dan nikmat-nikmat-Nya. Ini semua
sebagai akibat berpaling dari Kitab Allah. Dengan kata lain, "Siapa yang
berpaling dari Kitab-Ku, tidak mau membacanya, tidak mendalaminya, tidak
memahaminya dan tidak mengamalkannya, maka hidup dan kehidupannya akan menjadi
sempit dan dia akan senantiasa tersiksa."[12]
Hal ini berbeda dengan orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan dan
keberuntungan. Kehidupan mereka di dunia merupakan kehidupan yang sangat
menyenangkan, dan di akhirat mereka mendapat pahala. Allah سبحانه و
تعالي berfirman:
"Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik. Dan, sungguh akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl: 97)
"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabb-mu dan bertaubat kepada-Nya.
(Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang
baik (terus menerus) kepadamu sampai pada waktu yang telah ditentukan dan Dia
akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan)
keutamaannya, jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan
ditimpa siksa hari Kiamat. " (QS. Huud: 3).
"Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada
Rabb-mu.' Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan
bumi Allah ini adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah
yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10)
35. Dzikir senantiasa menyertai hamba sekalipun dia berada di
tempat tidur, di pasar, saat sehat, saat sakit, saat mendapatkan kenikmatan dan
kesenangan, saat menderita dan mendapat cobaan, bahkan dzikir itu menyertai
hamba pada setiap saat.
36. Dzikir merupakan cahaya bagi orang yang berdzikir di dunia,
cahaya baginya di kuburan, cahaya baginya di tempat kembalinya, meneranginya
saat berlalu di atas ash-Shirath, dan tidak ada yang bisa
menyinari kubur dan hati melainkan hanya dengan berdzikir kepada Allah. Allah سبحانه و تعالي
berfirman:
"Dan apakah yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan
kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di
tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada
dalam gelap-gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah
Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka
kerjakan." (QS. Al-An'aam: 122)
37. Dzikir merupakan pangkal
landasan, jalan manusia secara umum dan
kecintaan yang ditebarkan. Siapa yang dibukakan untuk melakukan
dzikir, berarti telah dibukakan untuk menuju kepada Allah.
38. Di dalam hati ada suatu celah yang sama sekali tidak bisa
disumbat kecuali dengan dzikir. Jika dzikir merupakan semboyan hati dan ia juga
mengingatkan jalan yang seharusnya ditempuh, maka inilah dzikir yang disebut
dengan dzikir yang dapat menutupi celah, sehingga manusia menjadi kaya bukan
karena harta, terpandang bukan karena keturunan, disegani bukan karena
kekuasaan. Namun, jika ia lalai berdzikir kepada Allah, maka keadaannya
menjadi sebaliknya, ia miskin sekalipun hartanya banyak, hina sekalipun
memegang kekuasaan dan tidak dipandang sekalipun keluarganya mapan.
39. Dzikir dapat menghimpun yang bercerai berai dan
menceraiberaikan yang terhimpun, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang
dekat. Apa yang bercerai berai dalam hati hamba dapat dihimpun, seperti
kehendak dan hasratnya. Siksaan yang paling pedih ialah jika apa yang ada di
dalam hatinya itu bercerai berai. Hatinya hidup dan merasakan kenikmatan jika
kehendak dan hasrat hatinya berhimpun menjadi satu.
40. Dzikir menggugah hati dari keadaan yang selalu tidur dan
membangunkannya dari keadaan yang selalu mengantuk. Jika hati selalu tidur
dan mengantuk, maka ia kehilangan sekian banyak keuntungan, yang berarti akan
mengalami kerugian. Jika ia tersadar dan menyadari apa yang lolos dari
tangannya selama tidur itu, maka dia akan merasa sangat menyesal, lalu berusaha
menghidupkan sisa umurnya dan mencari apa yang lolos dari tangannya. Tidak ada
yang bisa membangkitkan dirinya dari keadaannya kecuali dzikir. Sesungguhnya
kelalaian itu merupakan tidur yang nyenyak.
41. Dzikir yang intinya tauhid merupakan sebatang pohon
yang membuahkan pengetahuan dan keadaan yang dapat dilalui oleh orang-orang
yang menuju kepada Allah. Tidak ada cara untuk mendapatkan buahnya kecuali dari
pohon dzikir. Jika pohon itu semakin besar dan akarnya kokoh, maka ia akan
banyak menghasilkan buah.
42. Orang yang berdzikir (mengingat Allah) senantiasa merasa
dekat dengan-Nya dan Allah bersamanya. Kebersamaan ini bersifat khusus,
bukan kebersamaan karena bersanding, tetapi kebersamaan karena kedekatan,
cinta, pertolongan dan taufiq.[13] Allah سبحانه و
تعالي berfirman: "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
bertakwa." (QS. An-Nahl: 128)
"Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 249)
"Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat
kebajikan." (QS. Al-'Ankabuut: 69)
"Janganlah engkau bersedih hati, karena sesungguhnya Allah beserta
kita." (QS. At-Taubah: 40)
Karena kebersamaan ini, orang yang melakukan dzikir mendapatkan bagian yang
melimpah, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits qudsi: "Aku bersama
hamba-Ku selagi dia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak karena
Aku."[14]
43. Sesungguhnya di dalam hati itu ada kekerasan yang tidak bisa
dicairkan kecuali dengan ber-dzikir kepada Allah. Maka, kekerasan hati seorang
hamba harus diobati dengan berdzikir kepada-Nya.
44. Dzikir merupakan penyembuh dan obat penyakit hati. Hati
yang sakit hanya bisa disembuhkan dengan berdzikir kepada Allah. Imam Mak-hul
berkata: "Mengingat Allah itu merupakan kesembuhan, dan mengingat manusia
itu merupakan penyakit."
45. Dzikir mendatangkan shalawat Allah dan para Malaikat-Nya.
Siapa yang mendapatkan shalawat Allah dan para Malaikat, maka dia adalah orang
yang sangat beruntung. Allah سبحانه و تعالي berfirman: "Hai orang-orang yang
beriman, berdzikirlah (dengan menyebut Nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.
Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dia-lah yang memberi
rahmat kepadamu dan Malaikat-Nya (memohon ampunan untukmu), supaya Dia
mengeluarkanmu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia
Mahapenyayang kepada orang-orang yang beriman." (QS. Al-Ahzab: 41-43).
Shalawat dari Allah dan para Malaikat-Nya ini merupakan sebab untuk
mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya.
46. Dzikir kepada Allah dapat memudahkan kesulitan
dan dapat meringankan beban yang berat. Kesulitan
itu akan menjadi mudah, tatkala seseorang berdzikir
dengan menyebut Nama-Nama Allah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi sesuai dengan
syari'at, maka yang berat dan yang sulit akan menjadi ringan dan mudah.
47. Dzikir kepada Allah menyingkirkan segala ketakutan di dalam
hati sehingga mendatangkan perasaan aman bagi hati. Tidak ada yang lebih
bermanfaat bagi orang yang takut kecuali dengan berdzikir kepada Allah, maka
akan hilang ketakutan itu.
48. Dzikrullah akan memberikan kekuatan bagi orang yang
berdzikir, sehingga seakan-akan dengan dzikir itu dia mampu menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan yang berat tanpa disangka-sangkanya.
Rasulullah صلي الله عليه وسلم
pernah mengajari puterinya, Fathimah, dan 'Ali bin Abi Thalib agar mereka
bertasbih sebanyak 33 kali pada saat malam tatkala beranjak tidur, bertahmid
sebanyak 33 kali dan bertakbir sebanyak 34 kali, tepatnya ketika Fathimah
meminta seorang pembantu untuk membantu pekerjaannya dan mengadukan
pekerjaannya yang berat, karena harus menjalankan alat penggiling dan
melaksanakan berbagai macam pekerjaan rumah tangga. Dan Rasulullah صلي الله عليه وسلم
bersabda: "Yang demikian itu lebih baik bagi kalian berdua daripada
seorang hamba/pelayan."[15]
49. Dzikir adalah pangkal syukur.
Orang yang tidak berdzikir adalah
orang yang tidak bersyukur kepada Allah. Dzikir dan syukur adalah
paduan kebahagiaan dan kejayaan. Allah سبحانه و
تعالي menghimpun antara dzikir dan syukur dalam firman-Nya: "Karena
itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."(QS.
Al-Baqarah: 152).
50. Termasuk dzikir kepada Allah; melaksanakan perintah-Nya,
menjauhi larangan-Nya dan melaksanakan hukum-hukum-Nya.[16] Wallaahu
a'lam.
________
Fote Noote:
[1] Ma'rifat diperoleh dengan cara:
-
Belajar al-Qur-an dan as-Sunnah menurut pemahaman Sahabat رضي الله عنهم
-
Mengamalkan yang wajib, sunnah dan menjauhkan yang dilarang.
-
Ikhlas dalam beramal.
-
Ittiba' kepada Rasulullah صلي الله عليه
وسلم
-
Selalu berdzikir kepada Allah سبحانه و تعالي.
[2] HR. Ahmad V/639, at-Tirmidzi no. 3377.
[3] HR. Muslim no. 2699 dan selainnya.
[4] Di antara contoh kalimat yang ringan di lidah dan berat dalam
timbangan dan dicintai oleh Allah سبحانه و تعالي yaitu:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ "Mahasuci
Allah, aku memuji-Nya, Mahasuci Allah Yang Mahaagung." (Hadits shahih
riwayat al-Bukhari no. 6404 dan Muslim no. 2694).
[5] Lihat Silsilah al-Ahaadiits asb-Sbahiihah no. 105. Di dalam
riwayat Imam Muslim, perkataan yang dicintai oleh Allah itu empat: "Subhanallah,
Alhamdulillaah, Laa Ilaaha illallaah, Allaahu Akbar."
[6] Lihat Shahiih al-Adzkaar oleh Syaikh Salim bin 'led al-Hilali
1/90 no. 34
[7] Lihat Shahiih al-Adzkaar oleh Syaikh Salim bin 'led al-Hilali
1/90 no. 35.
[8] HR. Al-Bukhari dalam Fat-hul Baari VI/338 no.3293 dan XI/201
no. 6403, Muslim dalam Syarh Muslim XVH/16-17. HR. Muslim no. 2695 (32),
at-Tirmidzi no. 3597
[9] HR. Muslim no. 2695 (32),at- Tirmizi no.3597
[10] Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 3389 dan selainnya. Hadits hasan,
lihat Shahiih al-Waabilish Shayyib hal. 88-89.
[11] HR. At-Tirmidzi no. 3429, Ibnu Majah no. 2235, Ahmad I/4 dan
yang lainnya. Hadits hasan, lihat takhrijnya dalam Shahiih al-Waabilish
Shayyib hal. 250-256
[12] Shahiih al-Waabilish Shayyib hal. 91
[13] Ma'iyyah adalah satu sifat dari sifat-sifat Allah, dan ma'iyyah
ini ada dua:
1. Ma'iyyah khusus, yaitu kebersamaan Allah
dengan makhluk-Nya yang kita tidak tahu tentang kaifiyat (bagaimana)nya
kecuali Allah, seperti sifat-sifat-Nya. Dan ma'iyyah ini mengandung
makna bahwa Allah meliputi hamba-Nya yang dicintai, menolongnya, memberikan
taufiq, menjaganya dari kebinasaan dan lainnya.
2. Ma'iyyah umum yaitu kebersamaan Allah dengan
makhluk-Nya, di mana Allah mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya dan Allah tahu
semua keadaan mereka, tindak-tanduk mereka yang lahir maupun yang bathin, dan
yang seperti ini tidak mesti Allah itu bersatu dengan hamba-Nya, karena
Allah tidak bisa di-qiyaskan dengan makhluk-Nya. Dan tingginya Allah di atas
makhluk-Nya tidak menafikan kebersamaan Allah dengan hamba-hamba-Nya, berbeda
dengan makhluk, karena keberadaan makhluk itu di satu tempat (arah), mesti ia
tidak tahu tentang tempat (arah) yang lainnya. Dan Allah tidak sama dengan
sesuatu pun karena kesempurnaan ilmu dan kekuasaan-Nya.
(Ta'liq atas at-Tanbiihaat al-Lathiifah hal. 45 oleh Syaikh 'Abdul 'Aziz
bin 'Abdullah bin Baaz رحمه الله)
[14] HR. Al-Bukhari dalam Fat-hul Baari XIII/417, Ibnu majah no.
3792, Ahmad II/540, al-Hakim I/496 dan Ibnu Hibban no. 2316, shahih
[15] HR. Al-Bukhari dalam Fat-hul Baari VII/71, Muslim dalam Syarh
Muslim XVII/45
[16] Diringkas dengan sedikit perubahan dari kitab Shabiih
d-Waabilish Shayyib mind Kdimith Thayyib, hal. 82-155. Ibnu Qayyim
al-Jauziyyah, tahqiq Syaikh Salim bin 'led al-Hilali, cet. III Daar Ibnil Jauzi
1416 H.
Demikianlah
artikel Inilah 50 Manfaat Doa dan Dzikir semoga bermanfaat
sumber: http://faisalchoir.blogspot.sg/2011/05/50-manfaat-doa-dan-dzikir-mengingat.html